Rabu, 25 Februari 2009
Sejarah Radio
Perkembangan radio merupakan revolusi di bidang telekomunikasi.
Marconi, seorang peneliti tanpa gelar kesarjanaan telah diakui sebagai penemu radio komunikasi dan amatir radio sedunia mengakui bahwa Marconi adalah amatir radio pertama di dunia. Hasil karyanya telah memajukan budaya umat manusia. Seperti kita sadari bahwa dewasa ini komunikasi radio makin hari makin berkembang, penggunaannya makin meluas dan telah meresap pada hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat di dunia dan komunikasi radio telah menjadi sesuatu yang strategis vital.
Radio seperti penemuan yang lain telah ditemukan melalui berbagai eksperimen dari banyak orang.
Pada tahun 1800, seseorang Profesor dari Universitas Princeton yang bernama Yoseph henry dan seorang fisikawan inggris yang bernama Michael Faraday bereksperimen dengan elektromagnet, dan menemukan teori induksi.
Pada tahun 1864, James Clark Maxwell, seorang fisikawan Inggris yang lain, mencoba mengembangkan teori induksi yang dihubungkan dengan kecepatan cahaya. Bunyi teori maxwell adalah : Karena perubahan medan magnet dapat menimbulkan medan listrik, maka sebaiknya perubahan medan listrikpun akan dapat menimbulkan medan magnet. Akan tetapi maxwell belum dapat membuktikan hipotesanya selama hidupnya. Orang yang pertama kali menguji hipotesa. Maxwell mengenai gelombang elektro magnetic ini adalah Heinrich hertz, seorang fisikawan Jerman. Ia berhasil membuktikan teori Maxwell pada tahun 1880, dengan menggunakan kumparan Ruhmkorf. Pada tahun 1895, Guglielmo marconi, seorang penemu dari Italia, mengkombinasikan teori-teori yang sudah ada (tentang elektromagnetik) dengan idenya sendiri. Ia adalah orang pertama yang mengirimkan sinyal radio melalui udara. Ia menggunakan gelombang elektro magnetic untuk mengirim kode sinyal telegraf dalam jangkauan lebihdari 1,5 Km.
Pada tahun 1901, radio temuan marconi mengirim sinyal kode menyebrangi samudra atlantik dari Inggris ke Newfoundland. Sekitar tahun 1900, para penemu mencoba mengembangkan alat yang dinamakan “vacuum tube” yang digunakan untuk mendeteksi dan memperluas sinyal radio. Lee de forest, seorang penemu dari Amerika mempatenkan lampu Vakum temusnya yang di kenal dengan triode atau audion pada tahun 1907. Penemuan ini dapat menyiarkan dari gelombang yang masuk. Kemudian, karena pecahnya perang dunia satu, perkembangan radio menjadi agak terhambat karena siapapun tidak diizinkan untuk mengusahakan siaran radio sampai tahun 1919. Setahun sebelumnya yaitu pada tahun 1918, Edwin H Amstrong dari Universitas Kolombia mengembangkan alat penerima gelombang radio, yang biasa disebut Super heterodyne circuit. Kemudian pada tahun 1933 ia memperkenalkan sistam frequency modulation untuk menyempurnakan sistem sebelumnya.
Pada saat itu kegunaan utama dari radio adalah sebagai alat komunikasi antara kapal satu dengan kapal lain, juga antara kapal daratan dengan daratan. Disini kita bisa melihat betapa besar manfaat dari radio, seperti pada penyelamatan kapal yang tenggelam, komunikisi bila arah haluan kapal menyimpang dari yang telah ditentukan. kita tahu pada saat tenggelamnya kapal TITANIC pada tahun 1912, komunikasi untuk menyelamatkan penumpang juga dilakukan melalui radio. Penggunaan radio sebagai alat komunikasi semakin berkembang pada tahun 1930 yaitu sebagai komunikasi pada pesawat terbang, polisi dan militer.
Meskipun kata 'radio' digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan alat penerima gelombang suara, namun transmisi gelombangnya dipakai sebagai dasar gelombang pada televisi, radio, radar dan telepon genggam pada umumnya.
Banyak penggunaan awal radio adalah maritim, untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode Morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awal termasuk Angkatan Laut Jepang memata-matai armada Rusia pada saat Perang Tsushima pada tahun 1901. Salah satu penggunaan yang paling dikenang adalah pada saat tenggelamnya RMS Titanic pada tahun 1912, termasuk komunikasi antara operator di kapal yang tenggelam dan kapal terdekat, dan komunikasi ke stasiun darat mendaftar yang terselamatkan.
Radio digunakan untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut di kedua pihak pada Perang Dunia II; Jerman menggunakan komunikasi radio untuk pesan diplomatik ketika kabel bawah lautnya dipotong oleh Britania. Amerika Serikat menyampaikan Empat belas Pokok Presiden Woodrow Wilson kepada Jerman melalui radio ketika perang.
Pentingnya peran radio, mengingatkan kita pada kondisi di tahun 1920-an, ketika tiap malam jutaan keluarga di seluruh bagian dunia yang punya radio, berkutat di sekitar pesawat itu untuk mendengarkan berbagai hiburan dan program.
Siaran mulai dapat dilakukan pada 1920-an, dengan populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Selain siaran, siaran titik-ke-titik, termasuk telepon dan siaran ulang program radio, menjadi populer pada 1920-an dan 1930-an.
MASA KEJAYAAN RADIO
Pada tahun 1920 – 1950, radio menjadi sumber hiburan utama bagi keluarga. Di luar negeri radio menjadi pusat hiburan menyiarkan musik, drama, komedi dan lain-lain. Sedangkan di Indonesia dimanfaatkan untuk perjuangan mencapai kemerdekaan. Radio siaran yang pertama kali ada di Indonesia adalah Bataviasche, Vereniging (BRV) yang berdiri di Jakarta tanggal 16 Juli 1925.
Sejak saat itu di Indonesia banyak bermunculan radio-radio lain seperti Nederlandsch Indische Radio Oemroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung dan Medan. Di solo juga muncul Solosche Radio Vereniging (SRV) dan di Jogjakarta berdiri Matarasme Vereniging Voor Radio Omroep (MAVRO). SRV dapat dikatakan sabagai pelopor munculnya radio siaran yang diusahakan oleh pribumi asli.
Pada zaman Jepang, siaran radio di Indonesia mengalami kemunduran. Semua radio disentralisasikan oleh jawatan khusus Hoso Kantriyoku. Siaran radio ini diarahkan demi kepentingan militer Jepang, ini terutama dilakukan untuk menutup-nutupi kekalahannya dalam perang dunia, akan tetapi segi positifnya, jepang mengizinkan kesenian dan kebudayaan Indonesia berkembang melalui radio. Oleh karena itu pada jaman ini, kesenian dan lagu-lagu Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 11 September didirikanlah Radio Republik Indonesia (RRI)
Manfaat dari perkembangan radio di Indonesia antara lain:
Ø Sebagai media propaganda
(Misalnya: propaganda akan kalahnya Jepang pada PD II)
Ø Sebagai media komunikasi
Ø Sebagai media pendidikan dan pengembangan kebudayaan.
Ø Sebagai penyalur pendapat masyarakat.
Ø Sebagai media hiburan
Radio, pada masa modern, mulai digantikan kedudukannya oleh televisi. Orang lebih menyukai televisi karena suatu acara terlihat lebih nyata. Namun demikian kita tidak boleh melupakan pentingnya jasa radio dalam mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia saat ini. Kita harus ingat bahwa pada jaman perjuangan, berita-berita dan komunikasi dengan dunia luar masih dilakukan melalui Radio.
Referensi :
http://duniaradio.blogspot.com/2008/02/sejarah-penemuasn-dan-inovasi-radio.html
http://id.shvoong.com/humanities/h_history/1817090-sejarah-radio/
http://jawararadio.com/2008/04/08/sejarahnya-radio.html
http://v3.bhawikarsu.net/article_read.asp?id=116
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar